OSPEK SALAH KAPRAH

Asli nih ya, gue emosi banget nulis blog ini. Bener-bener nangis deh went through foto-foto ospek dengan penyiksaan super ala ITN Malang. Gue ga akan share fotonya di sini sih anyway, terlalu sayang mata kalian buat dikotori sama tindakan sampah macam begitu. Every single thing they did was such a disaster! Well, kalau pada penasaran mungkin bisa di googling sendiri atau via link yang gue dapet dari temen ini http://kask.us/hqe51 

MARAH BANGET GA SIH SEDUNIA SAMA KELAKUAN SEMACAM INI??!!

Itu seniornya pada kerasukan sih gue rasa, kerasukan roh jahat! Itu yang kalian siksa itu anak manusia woy! Ga lebih rendah daripada kalian. Mereka juga punya orang tua, keluarga, perasaan, dan NYAWA! Punya jasa apa sih lo semua sampe pada ngerasa pantes buat nyiksa anak-anak orang?!

Kaum terdidik itu harusnya MENDIDIK bukan MENGHILANGKAN NYAWA! Bullshit lah itu kuliah setaun dua taun tiga taun kalo ternyata moral aja ngga punya! Ospek itu kan masa orientasi, lo semua sebagai senior tuh kewajibannya BANTU para junior supaya bisa adaptasi sama kehidupan kampus! Bukannya adaptasi sama penyiksaan dan mendekatkan pada kematian! Who do you think you are? Tuhan?? COME ON.. Tuhan aja yang menciptakan manusia, menciptakan lo-lo semua itu ga menyiksa ciptaannya seperti itu! Astaghfirullah.. 😥

“Masih terlalu banyak mahasiswa yg bermental sok kuasa. Merintih kalau ditekan, Menindas kalau berkuasa” – Soe Hok Gie

Those words are right, Soe Hok Gie was true. Mahasiswa itu diberi titel MAHA maksudnya adalah dia berada pada level tertinggi dari para pembelajar, diharapkan paling tidak ilmunya sudah lebih cukup, paling tidak bisa waras dan maksimal menggunakan akal. Tapi sayangnya makin tinggi makin sombong, makin nyeleneh, makin tengil! Gue rasa ya, bangsa kita ini terlalu lamaaaaaaaaa sekali dijajah sehingga tertanam dalam jiwa secara tidak sadar maupun sadar “jika ada kesempatan untuk pegang kuasa, bawaannya udah pengen nyiksaaa aja, bawaannya pengen bales dendam, bawaannya pengen ngerasain nindas orang tuh kayak apa”

Jadi pertanyaan besarnya adalah : KENAPA SISTEM OSPEK DENGAN TEMA PENYIKSAAN INI MASIH  “DIPERTAHANKAN” ? Nah, siapa yang mempertahankan? itu gue kasih tanda kutip karena sebenernya secara sadar atau tidak, pihak berwenang kampus dan jajaran akademisi ikut terlibat dalam pelestarian budaya busuk ini. Ya gimana enggak? Buktinya masih bayak lembaga pendidikan yang melangsungkan praktek kotor macam ini. Izin yang dikeluarkan kampus adalah dasar dari pelaksanaan kegiatan, bukan? Maka seharusnya dipantau! dicek! Tarolah mereka ini seharusnya udah pada dewasa, udah pada ngerti.. yatapi kan itu SEHRUSNYA! Tetetp gaboleh lengah dong pihak kampus, dengan lepas tangan biarin kegiatan jalan tanpa pengawasan, di tempat yang jauh pula! OH FOR GOD SAKE!! orang tua maba itu pada mempercayakan anaknya sekolah jauh-jauh, diusahain semaksimal mungkin biayanya, tapi apa iya pulang cuma jadi mayat dan permohonan maaf?? TOLONGLAH :”(

Bahkan tidak jarang beberapa lembaga pendidikan yang seniornya masih curi-curi untuk mengadakan ospek ilegal di luar kota! APA? OSPEK ILEGAL? Gila ga tuh sampe dibela-belain bikin ospek ilegal?!! Se ga tahan itukah mereka mau menyalurkan hasrat penyiksaan? Se-ngebet itukah orang pengen menunjukkan kekuasaanya? Please do remove your brain, it will no longer in use!

Satu lagi, yang ngga kalah penting, kalian ya para junior, para maba, JANGAN LUGU-LUGU AMATLAH, JANGAN IYA-IYA AJA KALO DISURUH NGAPA-NGAPAIN!! Ya lo pada kan udah gede, pikir dong mana yang pantes dilakukan dan mana yang engga. Hidup tuh selalu dan selalu ada pilihan, cuman lo nya aja yang TAKUT sehingga membuat pilihan itu hilang dan berubah jadi suatu kewajiban. Suruh masuk sumur?? AYO! Suruh telanjang bunder?? BOLEH! Suruh jilat pantat senior? GAPAPA.. yaa ampuun WOYY BANGUNN! itu sama aja lo pada ngga menghargai orang tua lo masing-masing! Apa hubungannya? YA ADA! itu semua dari ujung rambut sampe ujung kaki, selama lo dari janin sampe sekarang semuanya itu jerih payah dan doa orang tua lo. Yang setengah mati cari uang, bersakit-sakit, buat biayain hidup lo, biar lo jadi anak sehat, anak pintar, sekolah yang tinggi, jadi anak berguna, masa depan cerah, dan segala harapan baik lainnya.. LALUUU DENGAN BEGO-LUGU nya lo serahkan diri lo begitu saja sama senior busuk yang baru lo kenal seminggu dua minggu??? Takut apa sih sama senior? Makanya kalo udah dapet sinyal ini kegiatan dan orang-orang nya ngga bener ya bilang TIDAK dari awal, gausah join! Inget ya, kalian tuh semua masuk kampus buat belajar, buat menuntut ilmu! Bukan menuntut para senior busuk itu di akhirat.

Ayolah Indonesia, gue mohon jangan kelaamaan main bego-begoan kayak gini..!

2 thoughts on “OSPEK SALAH KAPRAH

  1. Aku korban ospek yang tidak manusiawi, aku dulu kuliah di 2 kampus yang satu besar/tersohor dan kecil. Keduanya ospek dilakukan ilegal tanpa pihak kampus tahu, dengan ancaman akan dibully selamanya kalau tidak ikut, dan mereka bilang ini ospek resmi dari pihak kampus, dan wajib.

    Ospek pertama di kampus kecil, kumuh, mahasiswa per angkatan hanya 20 orang, saat itu masih lugu dan maksud saya ingin menambah teman disana, sekarang dipikir2 saya dulu bodoh banget, ospek dilakukan di salah satu gunung terpencil di pinggiran bandung, saat ospek saya langsung merasakan jebakan iblis karena saya tidak melihat satu pun dosen atau staff kampus disana, mau kabur tidak bisa karena lokasi terpencil.

    Malam hari semua pria disuruh telanjang menghadap ke wanita dan wanita disuruh mengomentari alat kelamin kita, senior berteriak-teriak dengan bahasa kotor/jorok, dan kita dipaksa onani dan yang wanita harus menonton, sampai ada satu yang berjilbab menangis meraung2, astaghfirullah saya merasa seperti binatang saat itu. Ada yang melawan dan dikeroyok sampai terlentang di bawah tidak bisa bergerak. Saya kuliah selama 1 semester disana dan keluar setelah saya lihat banyak senior kelainan jiwa, berkelakuan seperti remaja ababil, bahkan alumni yang sudah tua pun seperti bocah ababil, tidak memikirkan masa depan namun senang tauran dan melakukan tindakan anarkis. Saya lihat masa depan buruk sekali di kampus itu. (Bukan kampus sebenarnya hanya sekolah tinggi).

    Di kampus kedua lebih terpelajar karena ospek hanya dimarahi dibentak2 tanpa tindakan fisik. Jadi menurut saya jauhi atau hati2 dengan kampus kecil karena orang pintarnya sedikit dibanding kampus besar.

    Kalau suatu saat nanti anak saya mengalami pelecehan seperti ini juga, akan saya tuntut semua panitia dan akan saya pastikan mereka dipenjara, sekali dipenjara kesempatan berkarir akan hancur. Dulu saya tidak berkutik karena kere, sekarang saya alhamdulillah lebih dari cukup untuk menuntut para bajingan.

  2. Panitia ospek harus diberi ganjaran berat, kampus2 di bandung sudah tidak ada yang memperbolehkan ospek, tapi bocah2-nya yang mengadakan secara diam2, dan selalu mengancam akan membully maba yang tidak ikut.

    Saya bergaul dengan para sarjana lulusan dari berbagai macam kampus, dulu di kampus saya juga diospek, dan begitu juga mereka, semua kegiatan ospek ada 2 macam, 1 kegiatan pengenalan dan unjuk bakat yang diadakan resmi oleh kampus, kegiatan ini hanya bermain games, bercanda, dan seminar, 2 adalah kegiatan ospek (bully) yang diadakan mahasiswa senior tanpa izin dari kampus.

    Di kampus saya dulu ada 2 orang yang dikeroyok sampai pingsan, namun diancam tidak boleh ngomong ke pihak kampus, akhirnya mereka langsung pindah kampus setelah kegiatan ospek, bisa dibayangkan uang masuk kisaran 20jt melayang. Setiap tahun selalu seperti ini, seperti menjadi tingkat keberhasilan panitia ospek kalau ada yang keluar tidak berani datang ke kampus lagi, dan akhirnya menjadi keharusan untuk menggunakan kekerasan.

    Saat itu saya tidak menjadi korban kekerasan, karena badan saya tinggi besar, 190cm dan berotot karena saya dulu atit basket. Namun berbeda dengan adik saya, karena per peloncoan di ospek, adik saya patah tulang bahu, di dorong sampai jatuh ke jurang di suatu gunung. Jahanamnya tidak ada tindakan medis atau pertolongan oleh panitia kampus, mereka tidak membawa adik saya ke rumah sakit, mereka tetap melanjutkan kegiatan ospek yang dilakukan seminggu di gunung. Dan tangan adik saya sempat tidak bisa bergerak karena kerusakan saraf, telah habis biaya sampai lebih dari 100jt hingga akhirnya dia sekarang normal kembali. Sebagai catatan keluarga saya tidak kaya, hanya keluarga sederhana, rumah di gang kecil, maka uang 100jt itu sangatlah besar.

    Kegiatan ospek saya sendiri dilakukan di gunung selama sekitar 5hari, hari pertama semua hanya games dan panitia semua baik, di hari kedua semua berubah, sepertinya agar efek kejutannya terasa, hari kedua mulai ada bentak betakan dan tamparan, malamnya kegiatan paling parah adalah para pria dipaksa telanjang dan onani, semua sperma ditaruh di toples yang di estafetkan, lalu diadakan games lomba bakiak, tim yang kalah diguyurkan sperma itu, kalau ada yang berani minum akan diberi kebebasan untuk bebas ke kamar mandi besoknya, dan dapat makanan enak yang sama seperti panitia.

    Kegiatan ini dimata saya seperti menjatuhkan harga diri seorang manusia, saya merasa seperti tidak beda dengan binatang. Dan saya tidak mendapatkan apa faedah dari kegiatan ospek ini. Yang saya liat pun para panitia yang bersemangat mengadakan ini hanyalah sekumpulan pecundang, yang nilai akademisnya hancur, tidak punya talent apapun, sehingga banyak waktu dan senang untuk melakukan hal yang tidak penting, jarang masuk kuliah, kerjaannya mabok dan narkoba, senengnya demo anarkis yang tidak pakai otak. Di sekitar saya orang seperti ini saat lulus banyak yang jadi pengangguran bertahun2, karena tidak ada perusahaan yang mau menerimanya, bahkan ada beberapa yang menjadi pencuri dan penipu, ada beberapa yang masuk penjara.

    Buat adek2 yang baru masuk kuliah, tidak usah ikut kegiatan ospek ilegal seperti ini, karena tidak berguna. Orang bilang ini adalah latihan mental, itu bullshit! menurut saya kurikulum dan tugas-tugas dari kampus sudah lebih dari cukup untuk latihan mental untuk masuk ke dunia kerja nanti.

    Umur saya sekarang sudah hampir 40th, saya sudah mengalami dan seumur hidup mendengar puluhan cerita tentang ospek, dan saya masih beranggapan bahwa itu tidak ada gunanya.

    Buktinya, coba lihat panitia ospek di kampus anda, setelah lulus ada yang sukses? saya yakin 99% tidak ada, bahkan disekeliling saya 100% tidak ada yang sukses, bahkan ada yang sudah umur 40th masih tidak ada kerjaan, masih minta uang ke orang tuanya.

Leave a comment